Home » » Perang mesra laskar cinta

Perang mesra laskar cinta

Written By Abi on Sunday 25 March 2012 | 03:26

Apa perbedaan antara laskar jihad dan laskar cinta? Si tolol menjawab, “Laskar cinta penuh dengan kedamaian dan cinta kasih, laskar jihad penuh kekerasan dan permusuhan”. Benarkah demikian? Padahal laskar jihad merealisasikan cinta sesama dengan pengorbanan harta bahkan jiwa. Sementara laskar cinta mengejar harta dengan mengorbankan sesama dan berdalih atas nama cinta. Laskar jihad menumpahkan darah bahkan nyawa untuk membangunkan saudaranya yang terlena, agar mereka kembali kepada fitrahnya yakni memurnikan kecintaan pada Tuhannya. Laskar cinta? 

Hanya golongan orang-orang dungu yang mengira dengan membuat manusia itu buta terhadap Tuhannya adalah bukti cinta. Hanya orang-orang dusta yang mengira dengan menjadikan saudaranya lupa Tuhannya itu bukti cinta kasih.  Sedangkan orang-orang yang keras dalam mempertahankan iman, tegas merealisasikan komitmen, bahkan menjadikan musuh para penjahat dunia itu dicemooh, dilecehkan dan dikucilkan. Sebuah kecerobohan luar biasa.
Jangan pernah mengira laskar jihad itu sirna. Karena gaung dari para serdadunya masih membahana di pelosok negeri. Karena derap langkahnya masih menderu sepanjang waktu. Karena keringat bahkan darahnya terus mendesir, mengalir, bergejolak dan sebagian menetes. Karena puncak kemuliaan jihad adalah tetesan darah sebagai pengorbanan yang utama.
Sedangkan kebanyakan prasangka yang bersemayam di batok kepala, laskar cinta sedang berjaya. Padahal hakikat kejayaan bukan karena berderetnya jiwa-jiwa yang terkapar karena terbuai syair-syair beracun. Bukan pula karena berduyun-duyunnya serdadu buta yang meraba-raba mencari cinta. Terlebih lagi terseraknya jasad-jasad yang tertidur, larut dalam buaian senandung cengeng para ‘dewa-dewa’.
Wahai remaja, sudah saatnya engkau membuka mata. Dan lihatlah kenyataan hidup dengan jiwa yang sadar. Dan sambutah firman Allah,” Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri.” (Ali Imran, 196) Dengan langkah nyata. Dan segera. Karena tergesa itu kebiasan syetan. Kecuali tergesa dalam menyambut seruan jihad.
Jangan pernah mengira waktumu yang 24 jam itu terlalu luang. Karena satu tugas tak mungkin sempurna dalam satu jam, satu hari, bahkan satu tahun. Padahal dalam sehari “seribu” tugas datang menjelang. Dan menuntut penyelesaian. Dengan kesempurnaan.
Jangan pernah pula mengira engkau berperang sendirian. Yang karenanya engkau membabi buta dalam berperang. Karena saudaramu ada di sampingmu (yang mungkin engkau tidak mengenalnya), juga bisa terluka karena sabetan “parangmu”. Kendalikan dirimu dalam mengangkat senjata. Dan lebih utama bila bergabung dalam barisan yang sempurna. Agar tugas menjadi mudah dan terarah. Tidak saling silang tak beraturan. Seperti buih di lautan. Bukankah kejahatan yang terorganisir akan melululuhlantahkan kebenaran yang tak beraturan? Segeralah memilih peran. Meski hanya sebagai pengibar panji.
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (Ash Shaff, 4)
Dan satu hal yang utama dalam berjuang di jalanNya adalah: jangan pernah terpikir untuk menyerang kawan yang berbeda paham sebelum semua lawan engkau hancurkan. Terlebih engkau jadikan teman sebagai lawan. Karena kehancuran umat islam bukan oleh gempuran lawan, namun karena rapuhnya tali persaudaraan.

Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Popular Post



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. mm - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger